Minggu, 20 Desember 2009

Hipnoterapi mengatasi depresi



Anda sedang depresi? Mungkin Anda merasa sudah tidak ada gunanya Anda hidup. Mungkin Anda merasa tidak ada lagi yang bisa membuat Anda bahagia. Hai sahabat, itu hanya perasaan.

Saya dan banyak hypnotherapist lain, bisa mengotak-aktik perasaan anda apabila anda minta. Depresi bukan masalah besar bagi hypnotherapist, karena dengan hipnotis depresi bisa disembuhkan atau minimal diringankan dalam waktu sangat singkat, lebih singkat dari psikoterapi biasa.

Anda masih ingin seperti dulu kan? Anda bisa merasa bahagia dan menikmati kehidupan. Anda mungkin ingin seperti dulu lagi, tapi tidak tahu caranya atau merasa tidak mungkin bisa seperti dulu lagi.

Terjadinya depresi ketika kita tertimpa masalah sangatlah wajar dan alami. Semua orang pernah merasakannya. Umumnya seseorang yang mengalami depresi bisa pulih dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Namum, pada beberapa orang, depresi terus terjadi meskipun peristiwa penyebabnya sudah lama berlalu. Agar Anda lebih memahami apa itu depresi, mari kita bahas lebih lanjut tentang depresi dari sudut pandang psikologi.

Menurut seorang ilmuwan terkemuka yaitu Phillip L. Rice (1992), depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan hidup.

Mungkin di antara Anda ada yang pernah mengalami depresi tanpa tahu sebab musababnya sampai membuat Anda semakin depresi karena tidak ketemu jawabannya. Akhirnya Anda jadi uring-uringan sendiri, semua jadi serba salah karena menurut Anda, tak seorang pun yang bakal memahami masalah Anda; bagaimana bisa mengharapkan bantuan orang lain jika sudah demikian keadaannya ?

Sebenarnya penyebab depresi bisa dilihat dari faktor biologis (seperti misalnya karena sakit, pengaruh hormonal, depresi pasca-melahirkan, penurunan berat yang drastis) dan faktor psikososial (misalnya konflik individual atau interpersonal, masalah eksistensi, masalah kepribadian, masalah keluarga). Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa masalah keturunan punya pengaruh terhadap kecenderungan munculnya depresi.

Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala psikologis dan fisik tertentu. Sebelum kita menjelajah lebih lanjut untuk mengenali gejala depresi, ada baiknya jika kita mengenal apakah artinya gejala. Gejala adalah sekumpulan peristiwa, perilaku atau perasaan yang sering (namun tidak selalu) muncul pada waktu yang bersamaan. Gejala depresi adalah kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara spesifik dapat dikelompokkan sebagai depresi.

Namun yang perlu diingat, setiap orang mempunyai perbedaan yang mendasar, yang memungkinkan suatu peristiwa atau perilaku dihadapi secara berbeda dan memunculkan reaksi yang berbeda antara satu orang dengan yang lain. Mengenali gejala depresi mungkin bisa membantu memahami depresi yang Anda alami.

Gejala depresi bisa timbul dalam bentuk fisik maupun psikologis.  Secara garis besar ada beberapa gejala fisik biasanya menyertai depresi. Gejala itu seperti :


  • Gangguan pola tidur (sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu sedikit)
  • Menurunnya tingkat aktivitas. Pada umumnya, orang yang mengalami depresi menunjukkan perilaku yang pasif, menyukai kegiatan yang tidak melibatkan orang lain seperti nonton TV, makan, tidur
  • Menurunnya efisiensi kerja. Penyebabnya jelas, orang yang terkena depresi akan sulit memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal, atau pekerjaan. Sehingga, mereka juga akan sulit memfokuskan energi pada hal-hal prioritas. Kebanyakan yang dilakukan justru hal-hal yang tidak efisien dan tidak berguna, seperti misalnya ngemil, melamun, merokok terus menerus, sering menelpon yang tak perlu. Yang jelas, orang yang terkena depresi akan terlihat dari metode kerjanya yang menjadi kurang terstruktur, sistematika kerjanya jadi kacau atau kerjanya jadi lamban.
  • Menurunnya produktivitas kerja. Orang yang terkena depresi akan kehilangan sebagian atau seluruh motivasi kerjanya. Sebabnya, ia tidak lagi bisa menikmati dan merasakan kepuasan atas apa yang dilakukannya. Ia sudah kehilangan minat dan motivasi untuk melakukan kegiatannya seperti semula. Oleh karena itu, keharusan untuk tetap beraktivitas membuatnya semakin kehilangan energi karena energi yang ada sudah banyak terpakai untuk mempertahankan diri agar tetap dapat berfungsi seperti biasanya. Mereka mudah sekali lelah, capai padahal belum melakukan aktivitas yang berarti !
  • Mudah merasa letih dan sakit. Jelas saja, depresi itu sendiri adalah perasaan negatif. Jika seseorang menyimpan perasaan negatif maka jelas akan membuat letih karena membebani pikiran dan perasaan ! ; dan ia harus memikulnya di mana saja dan kapan saja, suka tidak suka !

Sedangkan gejala psikologis yang biasanya terasa oleh orang yang mengalami depresi antara lain:

  • Kehilangan rasa percaya diri. Penyebabnya, orang yang mengalami depresi cenderung memandang segala sesuatu dari sisi negatif, termasuk menilai diri sendiri. Pasti mereka senang sekali membandingkan antara dirinya dengan orang lain. Orang lain dinilai lebih sukses, pandai, beruntung, kaya, lebih berpendidikan, lebih berpengalaman, lebih diperhatikan oleh atasan, dan pikiran negatif lainnya.
  • Sensitif. Orang yang mengalami depresi senang sekali mengaitkan segala sesuatu dengan dirinya. Perasaannya sensitif sekali, sehingga sering peristiwa yang netral jadi dipandang dari sudut pandang yang berbeda oleh mereka, bahkan disalahartikan. Akibatnya, mereka mudah tersinggung, mudah marah, perasa, curiga akan maksud orang lain (yang sebenarnya tidak ada apa-apa), mudah sedih, murung, dan lebih suka menyendiri.
  • Merasa diri tidak berguna. Perasaan tidak berguna ini muncul karena mereka merasa menjadi orang yang gagal terutama di bidang atau lingkungan yang seharusnya mereka kuasai. Misalnya, seorang manajer mengalami depresi karena ia dimutasikan ke bagian lain. Dalam persepsinya, pemutasian itu disebabkan ketidakmampuannya dalam bekerja dan pimpinan menilai dirinya tidak cukup memberikan kontribusi sesuai dengan yang diharapkan.
  • Perasaan bersalah. Perasaan bersalah terkadang timbul dalam pemikiran orang yang mengalami depresi. Mereka memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya sebagai suatu hukuman atau akibat dari kegagalan mereka melaksanakan tanggung jawab yang seharusnya dikerjakan. Banyak pula yang merasa dirinya menjadi beban bagi orang lain dan menyalahkan diri mereka atas situasi tersebut.
  • Lebih suka menyendiri. Mereka merasa tidak mampu untuk bersikap terbuka dan secara aktif menjalin hubungan dengan lingkungan sekalipun ada kesempatan.

Permasalahan sesungguhnya yang dialami orang yang depresi adalah tidak mau atau malu mencari bantuan untuk menyembuhkan depresi. Mereka memilih untuk menyimpan sendiri beban pikiran dan perasaannya. Terutama apabila depresi terjadi pada orang yang terkenal dan dihormati masyarakat. Mereka takut dianggap tidak mampu mengatasi masalahnya sendiri atau tidak mau dianggap gila. Depresi bukan penyakit jiwa yang tidak bisa disembuhkan.

Depresi hanyalah gangguan kecil yang seharusnya bisa kita selesaikan dengan cepat dan mudah asalkan kita tahu caranya. Untuk itu, tidak perlu Anda merasa malu untuk berkonsultasi dengan hypnotherapist. Namun pastikan juga hypnotherapist yang Anda kunjungi benar-benar memahami masalah pikiran. Menghipnotis itu mudah, tapi menggunakan hipnotis untuk terapi masalah psikologis adalah masalah serius dan butuh pengetahuan yang luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar