![]() Binatang yang termasuk jenis reptil ini dapat hidup di berbagai tempat, seperti di gurun pasir, padang rumput, hutan, rawa, sungai, dan laut. Kura-kura dapat bertahan hidup dalam waktu yang lama di dalam air. Untuk urusan makan, beberapa kura-kura ada yang makan tumbuhan, daging, ataupun makan keduanya. Kura-kura tidak memiliki gigi, namun tulang keras yang ada di moncongnya mampu memotong apa saja yang dimakannya. Kura-kua memiliki tempurung di atas tubuhnya. Tempurung kura-kura yang keras itu terbagi dua bagian, bagian atasnya disebut karapas dan bagian bawahnya disebut plastron. Ukuran tubuh kura-kura bermacam-macam, biasanya disesuaikan dengan panjang kerapasnya. Konon, panjang kerapas kura-kura mampu mencapai 300 cm. ![]() Diperkirakan terdapat hampir 260 spesies dengan 12 sampai 14 suku (famili) yang masih hidup di dunia. Di Indonesia sendiri ada 45 jenis kura-kura dari 7 suku yang ada, yaitu; suku Pleurodiral yang memiliki leher panjang, suku Pelomedusidae yaitu kura-kura air tawar, suku Chelydridae yaitu kura-kura ekor tawar yang berekor panjang dan berkepala besar, suku Caettochelyidae yaitu kura-kura bermoncong babi, suku Emydidae yaitu kura-kura akuatik dan semi akuatik yang hidup di air tawar, suku Geoemarydidae yaitu kura-kura yang terbanyak anggotanya, suku Testudinidae yaitu kura-kura darat sejati yang hanya mampu hidup di darat. Jenis kura-kura yang sering dipelihara adalah jenis kura-kura Brasil. Kura-kura yang dikenal dengan nama Chrysemsy Seripta Sp ini, berasal dari Amerika Selatan. Jenis yang paling popular adalah Red Ear Slider, yaitu kura-kura yang memiliki ciri dengan guratan merah pada tiap sisi kepalanya. Karapas kura-kura ini berwarna hijau, dan terdapat garis-garis kuning yang membentuk pola. Evolusi kura-kura Kura-kura diperkirakan mulai ada sejak zaman dinosaurus. Fosil kura-kura tertua ditemukan pada zaman Trias, yaitu sekitar 225 juta tahun silam. Kura-kura ini disebut dengan Proganochelys. Bentuk tubuh Proganochelys mirip dengan kura-kura zaman sekarang.Kura-kura berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar). Sekali bertelur kura-kura bisa menghasilkan lebih dari seratus butir telur. Mereka meletakkan telur-telur tersebut pada lubang yang mereka buat pada pasir di tepi sungai atau laut. Lubang berisi telur-telur itu kemudian ditimbun dan dibiarkan menetas dengan bantuan panas matahari. Setelah kurang lebih 2 bulan telur-telur tersebut akan menetas. Jenis kelamin kura-kura ditentukan oleh suhu pasir saat telur tersebut disimpan. Jika suhu di atas rata-rata maka yang akan lahir adalah kura-kura betina, sedangkan jika suhu di bawah rata-rata maka yang akan lahir adalah kura-kura jantan. Kura-kura yang hidup pada zaman sekarang mampu menyembunyikan kepala, kaki, dan ekornya ke dalam tempurung untuk menyelamatkan diri dari bahaya. Namun, tidak demikian dengan kura-kura zaman dulu. Kura-kura termasuk jenis hewan yang berumur panjang. Ada seekor kura-kura yang hidup selama 152 tahun, yaitu jenis kura-kura dari Kepulauan Seychelles (1766-1918). Binatang keramat Dalam mitologi Hindu, kura-kura disebut sebagai binatang yang menyangga bumi. Kisah kuno Adiparwa juga menceritakan bahwa kura-kura raksasa berperan penting menyangga gunung yang diputar dan digunakan untuk mengaduk lautan, guna mencari tirta amerta atau air kehidupan.Sebagai hewan yang disucikan kura-kura dipelihara di kolam-kolam dalam kuil Hindu atau tempat lainnya. Lukisan kura-kura pun terkadang muncul pada relief candi atau makam Hindu. Meskipun demikian, masih banyak manusia yang mengkonsumsi kura-kura karena kelezatan daging dan telurnya. [-edit: WIN-] |
Sabtu, 19 Desember 2009
CERITA KURA KURA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar