Sabtu, 19 Desember 2009

CERITA KURA KURA

Binatang apa yang berjalan lamban, bersisik, berkaki empat, dan mempunyai tempurung? Ya, apa lagi kalau bukan kura-kura. Ada apa sih di balik tempurungnya? Kita simak, yuk!  

Binatang yang termasuk jenis reptil ini dapat hidup di berbagai tempat, seperti di gurun pasir, padang rumput, hutan, rawa, sungai, dan laut. Kura-kura dapat bertahan hidup dalam waktu yang lama di dalam air. Untuk urusan makan, beberapa kura-kura ada yang makan tumbuhan, daging, ataupun makan keduanya. Kura-kura tidak memiliki gigi, namun tulang keras yang ada di moncongnya mampu memotong apa saja yang dimakannya. Kura-kua memiliki tempurung di atas tubuhnya. Tempurung kura-kura yang keras itu terbagi dua bagian, bagian atasnya disebut karapas dan bagian bawahnya disebut plastron. Ukuran tubuh kura-kura bermacam-macam, biasanya disesuaikan dengan panjang kerapasnya. Konon, panjang kerapas kura-kura mampu mencapai 300 cm.
Dari mana asalnya?
Diperkirakan terdapat hampir 260 spesies dengan 12 sampai 14 suku (famili) yang masih hidup di dunia. Di Indonesia sendiri ada 45 jenis kura-kura dari 7 suku yang ada, yaitu; suku Pleurodiral yang memiliki leher panjang, suku Pelomedusidae yaitu kura-kura air tawar, suku Chelydridae yaitu kura-kura ekor tawar yang berekor panjang dan berkepala besar, suku Caettochelyidae yaitu kura-kura bermoncong babi, suku Emydidae yaitu kura-kura akuatik dan semi akuatik yang hidup di air tawar, suku Geoemarydidae yaitu kura-kura yang terbanyak anggotanya, suku Testudinidae yaitu kura-kura darat sejati yang hanya mampu hidup di darat. Jenis kura-kura yang sering dipelihara adalah jenis kura-kura Brasil. Kura-kura yang dikenal dengan nama Chrysemsy Seripta Sp ini, berasal dari Amerika Selatan. Jenis yang paling popular adalah Red Ear Slider, yaitu kura-kura yang memiliki ciri dengan guratan merah pada tiap sisi kepalanya. Karapas kura-kura ini berwarna hijau, dan terdapat garis-garis kuning yang membentuk pola.


Evolusi kura-kura

Kura-kura diperkirakan mulai ada sejak zaman dinosaurus. Fosil kura-kura tertua ditemukan pada zaman Trias, yaitu sekitar 225 juta tahun silam. Kura-kura ini disebut dengan Proganochelys. Bentuk tubuh Proganochelys mirip dengan kura-kura zaman sekarang.Kura-kura berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar). Sekali bertelur kura-kura bisa menghasilkan lebih dari seratus butir telur. Mereka meletakkan telur-telur tersebut pada lubang yang mereka buat pada pasir di tepi sungai atau laut. Lubang berisi telur-telur itu kemudian ditimbun dan dibiarkan menetas dengan bantuan panas matahari. Setelah kurang lebih 2 bulan telur-telur tersebut akan menetas. Jenis kelamin kura-kura ditentukan oleh suhu pasir saat telur tersebut disimpan. Jika suhu di atas rata-rata maka yang akan lahir adalah kura-kura betina, sedangkan jika suhu di bawah rata-rata maka yang akan lahir adalah kura-kura jantan. Kura-kura yang hidup pada zaman sekarang mampu menyembunyikan kepala, kaki, dan ekornya ke dalam tempurung untuk menyelamatkan diri dari bahaya. Namun, tidak demikian dengan kura-kura zaman dulu. Kura-kura termasuk jenis hewan yang berumur panjang. Ada seekor kura-kura yang hidup selama 152 tahun, yaitu jenis kura-kura dari Kepulauan Seychelles (1766-1918).

 
Binatang keramat
Dalam mitologi Hindu, kura-kura disebut sebagai binatang yang menyangga bumi. Kisah kuno Adiparwa juga menceritakan bahwa kura-kura raksasa berperan penting menyangga gunung yang diputar dan digunakan untuk mengaduk lautan, guna mencari tirta amerta atau air kehidupan.Sebagai hewan yang disucikan kura-kura dipelihara di kolam-kolam dalam kuil Hindu atau tempat lainnya. Lukisan kura-kura pun terkadang muncul pada relief candi atau makam Hindu. Meskipun demikian, masih banyak manusia yang mengkonsumsi kura-kura karena kelezatan daging dan telurnya. [-edit: WIN-]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar